Haaaiiii.....
Kita ketemu lagi....
Kali ini aku mau share resensi novel Diary Hantu. Novel ini memang udah lama banget terbitnya.
So, enjoy yaaaa.... semoga bermanfaat :)
Resensi
Novel “Diary Hantu”
1.
Identitas
Buku
Judul Buku /Novel : Diary Hantu
Penulis :
Donatus A.Nugroho & Mahdafius
Penerbit :
Aksara 13, Grup Puspa Swara, Anggota Ikapi
Tahun Terbit :
2008
Cetakan :
Jakarta 2008
Tebal Buku :
vii+178 halaman
Harga Buku :
Rp.20.000
ISBN : 978 979 1481 748
2.
Kepengarangan
Latar
Belakang Penulis
1.
Tentang
Mahdafius
Lahir 21 Oktober 1985 di kota kecil
Situbondo. Memakai nama pena Mahdafius, Ahmad Sufiatus Rahman memulai menulis
dan menggambar secara berimbang sejak SD. Komik Doraemon dan Kungfu Boy
membuatnya tergugah untuk membuat komik pertamanya di kelas lima. Kemampuan
menulis terasah ketika menjabat sebagai Pimred majlah sekolah.
Beranjak dewasa merantau ke kota
Malang dan belajar desain komunikasi visual. Komik pendek yang bertema Say No
To Drugs mengantarkannya pertama kali ke kota Jakarta untuk menerima penghargaan.
Perkenalan jarak jauh dengan
Donatus A. Nugroho mengantarkannya semakin dekat dengan dunia penulisan buku.
Cerpen-cerpen misteri hasil kolaborasi dengan Donatus telah diterbitkan. Banyak
ilmu dan pengalaman yang didapatkannya dari Donatus sebagai modal penulisan
berikutnya.
2.
Tentang
Donatus
Lahir di Blora, Jawa Tengah.
Sarjana Pendidikan IKIP Negeri Semarang ini juga sempat menekuni pendidikan
seni rupa dan psikologi. Minatnya menulis tumbuh sejak masih kanak-kanak.
Ketika memiliki umur 10 tahun sudah punya perpustakaan umum yang menyewakan
komik dan novel. Mulai menulis sejak
1982 untuk segmen pembaca remaja dan anak-anak, hingga kini sudah menulis lebih
dari 1000 judul fiksi (cerpen, novel dan novelet, termasuk dongeng dan cerpen
anak) yang telah dipublikasikan. Selebihnya adalah ratusan artikel popular,
psikologi, dan pendidikan serta liputan.
Memenangkan banyak penghargaan
dibidang kepenulisan tahun 1990-an, diantaranya juara III dan Juara Harapan
Lomba Mengarang Cerpen Majalah Aneka 1990. Lalu, Juara II Sayembara Mengarang
Cerpen Gadis 1991, Juara I Lomba Cipta Cerpen Remaja Anita Cemerlang 1992, dan
masih banyak lagi. Terpilih sebagai Penulis Paling Produktif dan Penulis
Favorit Pilihan Oembaca Majalah Anita.
3.
Sinopsis
Diary
Hantu
Novel
ini menceritakan tentang pembunuhan berantai yang terjadi di SMA Multatuli.
Pembunuhan ini terjadi semenjak kematian tragis siswi bernama Erin, murid
terpintar, yang sangat introfert. Ia selalu menyendiri dan tidak ingin
bergabung dengan teman-temannya. Erin juga selalu menulis di buku hariannya. Ia
lebih senang menyendiri, sambil menulis tentang kehidupannya dibuku harian itu.
Rossi, teman sekelas Erin sangat penasaran dengan kehidupan yang dialami oleh
Erin. Rossi ingin tahu, bagaimana kehidupan Erin yang sangat sepi. Diam-diam
Rossi menyelidiki Erin salah satunya dengan cara membaca isi buku harian Erin
yang setiap hari ditulis oleh Erin. Buku harian tersebut diberi nama oleh Erin
dengan sebutan Dera, Rossi menganggap bahwa Erin sudah gila. Dan ternyata, Erin
berasal dari keluarga yang broken home. Ibu Erin kerja sebagai jurnalis,
reporter, dan wartawan. Sehingga, Erin tidak pernah mendapatkan kasih sayang
sedikit pun dari ibunya yang sibuk dengan pekerjaannya diluar kota. Erin hidup
sendirian, itu yang menyebabkan ia lebih banyak menyendiri. Setelah Rossi
mengetahuinya, ternyata hidup Erin hampir sama dengan dirinya. Bedanya, Rossi
masih tetap tinggal dengan sang Ayah yang bekerja sebagai sopir bus. Rossi
selalu berusaha menjadi jiwa yang pemberani, ceria, dan memiliki banyak teman.
Sahabat Rossi, Meira dan Reni pun turut menemani kehidupan Rossi sehari-hari.
Rasa
penasaran Rossi semakin kuat. Rossi masih ingin mengetahui lebih lanjut
kehidupan Erin. Sampai pada akhirnya, Rossi memutuskan ingin menjadi sahabat
Erin, karena Ia ingin tahu lebih banyak kehidupan Erin yang sangat misterius.
Seiring berjalannya waktu, Rossi berhasil masuk kedalam kehidupan Erin. Rossi
berhasil menjadi sahabat baik Erin. Awalnya Erin curiga atas niat baik Rossi
yang tiba-tiba mau menjadi temannya. Tapi, karena Rossi rela dihukum karena
bertengkar oleh Ardian, si cowok jahil yang sudah berhasil menyembunyikan buku
harian Erin, maka dari itu, Erin pun mau menjadi teman baiknya Rossi.
Beberapa
minggu setelah Rossi dan Erin mulai akrab, Meira, Reni, dan Ardian merencanakan
sesuatu yang jahat. Meira, sahabat Rossi sebelum Rossi menjadi temannya Erin
merasa iri karena sekarang Rossi lebih akrab dengan Erin yang menurutnya sama
sekali tidak selevel dengan dirinya. Meira dengan sengaja menyuruh Ardian untuk
mencuri buku harian milik Erin dan isi buku diary tersebut sengaja dibacakan
oleh Ardian didepan kelas dengan suara lantang. Erin sangat marah mengetahui
kejadian itu. Erin mengira mereka semua bersekongkol dengan Rossi. Dengan derai
air mata, Erin berlari menuju gerbang sekolah diikuti teriakkan Rossi dari
belakang yang memanggil namanya. Namun Erin menghiraukannya dan terus berlari,
sampai pada akhirnya, Erin tertabrak truk tangki minyak dari arah sebelah
kanan. Aspal yang pada saat itu kering, kini berubah menjadi warna merah darah
segar. Tubuh Erin tersungkur lemah. Tangan kirinya hancur dilindas ban truk.
Wajahnya berlumuran darah. Matanya sayup-sayup dan dengan sekuat tenaga Erin
memberikan buku harian tersebut yang berhasil direbut olehnya dari tangan
Ardian kepada Rossi yang sudah berada disebelahnya sambil menangis menyebut
namanya. Rossi sangat menyesal. Rossi sama sekali tidak terlibat dalam aksi
perbuatan jahat teman-temannya. Tetapi Erin mengira, ini semua rencana Rossi.
Beberapa
hari semenjak kepergian Erin, buku harian milik Erin tetap disimpan dan
diletakkan di laci meja belajar milik Rossi. Rossi sudah tidak mau
mengingat-ingat kejadian tragis itu. Rossi tidak ingin terlarut dalam
kesedihan. Tapi siapa sangka, kejadian aneh disekitar Rossi mulai terjadi.
Arwah Erin gentayangan dan selalu menghantui Rossi. Tiba-tiba disetiap dinding,
meja, kaca, atupun buku diari milik Erin selalu bertuliskan kata-kata misterius
yang ditulis oleh Erin. Erin sangat ingin membalas dendam kepada teman teman
sekelasnya dulu. Dan Erin berniat ingin membunuh mereka yang dulu sering
membully Erin. Seketika Meira ditemukan tewas dipinggir jalan dengan bekas
leher seperi cekikan kabel. Ardian si cowok jahil yang suka mengusik Erin
ditemukan tewas di koridor sekolah. Lalu, Feryan si cowok pintar yang sama
sekali tidak pernah punya salah dengan Erin pun ikut terbunuh dengan diberi
racun sianida kedalam roti jajanannya. Polisi terus menyelidiki kasus tersebut.
Sampai pada akhirnya terungkap sudah siapa pelakunya. Pelakunya adalah Pak
Sunarba, tukang kebun SMA Multatuli. Ternyata Pak Sunarba adalah ayah kandung
Erin. Sunarba adalah nama samarannya sebagai tukang kebun. Pak Sunarya atau
Sunarba adalah seorang pengusaha sukses pada awalnya. Teman-teman Pak Sunarya
berkhianat, mengambil seluruh kekayaannya hingga tidak ada lagi yang tersisa.,
termasuk rumah dan semua isinya yang disita perusahaannya sendiri yang telah
diambil alih. Ramses, petugas muda kepolisian yang gagah dan berwibawa menduga
kuat bahwa Pak Sunarya pelakunya karena para korban adalah anak para mantan
pegawai yang mengkhianatinya. Erin
menulis untuk dibaca oleh ayahnya sendiri yang menyamar sebagai penjaga kebun hampir
bersamaan dengan masuknya Erin menjadi murid baru. Itu sebabnya, Erin tidak
pernah keluar dari dalam kelas. Bangkunya pun tepat berada dipojok kelas yang
bersebelahan dengan jendela yang mengarah ke kebun belakang sekolah. Ia punya
waktu dan tempat yang tepat untuk berkomunikasi dengan ayahnya melalui tulisan
dibuku hariannya. Pak Sunarba yang bebas keluar masuk keluar kelas dengan mudah
membaca buku harian Erin yang sengaja ditinggalkan di laci meja. Lalu Pak
Sunarba resmi ditahan atas kasus pembunuhan berantai. Dan arwah Erin pun sudah
tenang dialam sana.
4.
Keunggulan
Buku
1. Novel
ini menggunakan bahasa komunikatif yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
2. Novel
ini mengandung amanat bahwa kita hidup tidak boleh menjadi pendendam.
3. Dalam
buku ini, terdapat biografi dari penulisnya. Sehingga pembaca bisa mengetahui
tentang kehidupan biografi penulis buku
4. Bisa
membuat para pembaca ikut tegang dalam cerita, terutama saat kejadian-kejadian
horror sedang terjadi
5.
Kelemahan
Buku
1. Ceritanya
sangat membuat pembaca harus berimajinasi terutama pada saat hantu Erin datang
dan mulai menuliskan kalimat ancaman berupa cairan darah dibuku, meja, dinding,
dan kaca. Karena jika di fikir dengan akal sehat, tidak ada hantu bisa meneror
manusia dengan menulis kalimat ancaman.
2. Dalam
buku ini masih terdapat penulisan yang salah pada kata atau kalimat.
3. Konflik
yang terjadi terlalu rumit. Pembunuhan berantai belum terselesaikan, tetapi
sudah muncul pembunuhan selanjutnya. Sehingga membuat pembaca harus lebih
memahami isi cerita.
6.
Unsur-Unsur
Intrinsik
1. Tema
Buku
ini menceritakan Pembunuhan berantai yang meneror SMA Mulitatuli.
2. Tokoh
·
Erin :
Pendiam, introfert, tidak mudah bergaul, pendendam, pintar
·
Rossi :
Ceria, mudah bergaul, ambisius, pemberani, jujur, pemaaf
·
Feryan :
Pintar, cool, baik hati, penyayang, dan tidak sombong.
·
Ardian :
Jahat, jahil atau usil, pembully, playboy, sombong
·
Meira :
Jahat, sombong, jutek, pendendam, cerewet
·
Reni :
Penakut, terkadang jahat, terkadang baik, cerewet, pemaaf
·
Bu Tami :
Bijaksana, berwibawa, baik, peduli, dan penyayang
·
Pak Sunarba : Pendendam, pembunuh.
·
Ayah Rossi : Baik, pekerja keras, penyayang, berwibawa, dan
bijaksana
·
Ramses (Polisi) : Berwibawa, bijaksana, pemberani, adil dan jujur
3. Latar
1.
Latar
tempat : Sekolah, Desa Wanasari, rumah Rossi, rumah Erin,
taman, kantin sekolah, laboratorium, jalan raya.
2.
Latar
waktu :
Pagi, siang, sore, malam.
3.
Latar
suasana : Saat sedang menceritakan arwah Erin bergentayangan,
suasana sangat tegang. Tapi pada saat Erin dan teman-teman tewas dan menjadi
korban pembunuhan suasana berubah menjadi sedih.
4.
Sudut
Pandang
Sudut pandang dalam novel tersebut adalah
sudut pandang ke tiga serba tahu
5.
Alur
Novel ini menggunakan alur maju.
Terutama pada saat pembunuhan berantai, hari demi hari banyak kejadian-kejadian
yang mengerikan.
6.
Amanat
Amanat dalam cerita ini adalah, kita
hidup jangan menjadi seorang yang pendendam dan harus saling memaafkan dan
mengikhlaskan apa yang terjadi. Karena dengan rasa dendam, akan menjadi seorang
pribadi yang buruk dan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.