Pages

Selasa, 01 Maret 2016

Resensi Novel "Diary Hantu"

Haaaiiii.....
Kita ketemu lagi....
Kali ini aku mau share resensi novel Diary Hantu. Novel ini memang udah lama banget terbitnya.
So, enjoy yaaaa.... semoga bermanfaat :)



Resensi Novel “Diary Hantu”
 
     


    
1.    Identitas Buku

Judul Buku /Novel      : Diary Hantu
Penulis                         : Donatus A.Nugroho & Mahdafius
Penerbit                       : Aksara 13, Grup Puspa Swara, Anggota Ikapi
Tahun Terbit                : 2008
Cetakan                       : Jakarta 2008
Tebal Buku                  : vii+178 halaman
Harga Buku                 : Rp.20.000
ISBN                           : 978 979 1481 748

2.    Kepengarangan

Latar Belakang Penulis
1.      Tentang Mahdafius
Lahir 21 Oktober 1985 di kota kecil Situbondo. Memakai nama pena Mahdafius, Ahmad Sufiatus Rahman memulai menulis dan menggambar secara berimbang sejak SD. Komik Doraemon dan Kungfu Boy membuatnya tergugah untuk membuat komik pertamanya di kelas lima. Kemampuan menulis terasah ketika menjabat sebagai Pimred majlah sekolah.
Beranjak dewasa merantau ke kota Malang dan belajar desain komunikasi visual. Komik pendek yang bertema Say No To Drugs mengantarkannya pertama kali ke kota Jakarta untuk menerima penghargaan.
Perkenalan jarak jauh dengan Donatus A. Nugroho mengantarkannya semakin dekat dengan dunia penulisan buku. Cerpen-cerpen misteri hasil kolaborasi dengan Donatus telah diterbitkan. Banyak ilmu dan pengalaman yang didapatkannya dari Donatus sebagai modal penulisan berikutnya.

2.      Tentang Donatus
Lahir di Blora, Jawa Tengah. Sarjana Pendidikan IKIP Negeri Semarang ini juga sempat menekuni pendidikan seni rupa dan psikologi. Minatnya menulis tumbuh sejak masih kanak-kanak. Ketika memiliki umur 10 tahun sudah punya perpustakaan umum yang menyewakan komik dan novel.  Mulai menulis sejak 1982 untuk segmen pembaca remaja dan anak-anak, hingga kini sudah menulis lebih dari 1000 judul fiksi (cerpen, novel dan novelet, termasuk dongeng dan cerpen anak) yang telah dipublikasikan. Selebihnya adalah ratusan artikel popular, psikologi, dan pendidikan serta liputan.
Memenangkan banyak penghargaan dibidang kepenulisan tahun 1990-an, diantaranya juara III dan Juara Harapan Lomba Mengarang Cerpen Majalah Aneka 1990. Lalu, Juara II Sayembara Mengarang Cerpen Gadis 1991, Juara I Lomba Cipta Cerpen Remaja Anita Cemerlang 1992, dan masih banyak lagi. Terpilih sebagai Penulis Paling Produktif dan Penulis Favorit Pilihan Oembaca Majalah Anita.

3.    Sinopsis
Diary Hantu
Novel ini menceritakan tentang pembunuhan berantai yang terjadi di SMA Multatuli. Pembunuhan ini terjadi semenjak kematian tragis siswi bernama Erin, murid terpintar, yang sangat introfert. Ia selalu menyendiri dan tidak ingin bergabung dengan teman-temannya. Erin juga selalu menulis di buku hariannya. Ia lebih senang menyendiri, sambil menulis tentang kehidupannya dibuku harian itu. Rossi, teman sekelas Erin sangat penasaran dengan kehidupan yang dialami oleh Erin. Rossi ingin tahu, bagaimana kehidupan Erin yang sangat sepi. Diam-diam Rossi menyelidiki Erin salah satunya dengan cara membaca isi buku harian Erin yang setiap hari ditulis oleh Erin. Buku harian tersebut diberi nama oleh Erin dengan sebutan Dera, Rossi menganggap bahwa Erin sudah gila. Dan ternyata, Erin berasal dari keluarga yang broken home. Ibu Erin kerja sebagai jurnalis, reporter, dan wartawan. Sehingga, Erin tidak pernah mendapatkan kasih sayang sedikit pun dari ibunya yang sibuk dengan pekerjaannya diluar kota. Erin hidup sendirian, itu yang menyebabkan ia lebih banyak menyendiri. Setelah Rossi mengetahuinya, ternyata hidup Erin hampir sama dengan dirinya. Bedanya, Rossi masih tetap tinggal dengan sang Ayah yang bekerja sebagai sopir bus. Rossi selalu berusaha menjadi jiwa yang pemberani, ceria, dan memiliki banyak teman. Sahabat Rossi, Meira dan Reni pun turut menemani kehidupan Rossi sehari-hari.
Rasa penasaran Rossi semakin kuat. Rossi masih ingin mengetahui lebih lanjut kehidupan Erin. Sampai pada akhirnya, Rossi memutuskan ingin menjadi sahabat Erin, karena Ia ingin tahu lebih banyak kehidupan Erin yang sangat misterius. Seiring berjalannya waktu, Rossi berhasil masuk kedalam kehidupan Erin. Rossi berhasil menjadi sahabat baik Erin. Awalnya Erin curiga atas niat baik Rossi yang tiba-tiba mau menjadi temannya. Tapi, karena Rossi rela dihukum karena bertengkar oleh Ardian, si cowok jahil yang sudah berhasil menyembunyikan buku harian Erin, maka dari itu, Erin pun mau menjadi teman baiknya Rossi.
Beberapa minggu setelah Rossi dan Erin mulai akrab, Meira, Reni, dan Ardian merencanakan sesuatu yang jahat. Meira, sahabat Rossi sebelum Rossi menjadi temannya Erin merasa iri karena sekarang Rossi lebih akrab dengan Erin yang menurutnya sama sekali tidak selevel dengan dirinya. Meira dengan sengaja menyuruh Ardian untuk mencuri buku harian milik Erin dan isi buku diary tersebut sengaja dibacakan oleh Ardian didepan kelas dengan suara lantang. Erin sangat marah mengetahui kejadian itu. Erin mengira mereka semua bersekongkol dengan Rossi. Dengan derai air mata, Erin berlari menuju gerbang sekolah diikuti teriakkan Rossi dari belakang yang memanggil namanya. Namun Erin menghiraukannya dan terus berlari, sampai pada akhirnya, Erin tertabrak truk tangki minyak dari arah sebelah kanan. Aspal yang pada saat itu kering, kini berubah menjadi warna merah darah segar. Tubuh Erin tersungkur lemah. Tangan kirinya hancur dilindas ban truk. Wajahnya berlumuran darah. Matanya sayup-sayup dan dengan sekuat tenaga Erin memberikan buku harian tersebut yang berhasil direbut olehnya dari tangan Ardian kepada Rossi yang sudah berada disebelahnya sambil menangis menyebut namanya. Rossi sangat menyesal. Rossi sama sekali tidak terlibat dalam aksi perbuatan jahat teman-temannya. Tetapi Erin mengira, ini semua rencana Rossi.
Beberapa hari semenjak kepergian Erin, buku harian milik Erin tetap disimpan dan diletakkan di laci meja belajar milik Rossi. Rossi sudah tidak mau mengingat-ingat kejadian tragis itu. Rossi tidak ingin terlarut dalam kesedihan. Tapi siapa sangka, kejadian aneh disekitar Rossi mulai terjadi. Arwah Erin gentayangan dan selalu menghantui Rossi. Tiba-tiba disetiap dinding, meja, kaca, atupun buku diari milik Erin selalu bertuliskan kata-kata misterius yang ditulis oleh Erin. Erin sangat ingin membalas dendam kepada teman teman sekelasnya dulu. Dan Erin berniat ingin membunuh mereka yang dulu sering membully Erin. Seketika Meira ditemukan tewas dipinggir jalan dengan bekas leher seperi cekikan kabel. Ardian si cowok jahil yang suka mengusik Erin ditemukan tewas di koridor sekolah. Lalu, Feryan si cowok pintar yang sama sekali tidak pernah punya salah dengan Erin pun ikut terbunuh dengan diberi racun sianida kedalam roti jajanannya. Polisi terus menyelidiki kasus tersebut. Sampai pada akhirnya terungkap sudah siapa pelakunya. Pelakunya adalah Pak Sunarba, tukang kebun SMA Multatuli. Ternyata Pak Sunarba adalah ayah kandung Erin. Sunarba adalah nama samarannya sebagai tukang kebun. Pak Sunarya atau Sunarba adalah seorang pengusaha sukses pada awalnya. Teman-teman Pak Sunarya berkhianat, mengambil seluruh kekayaannya hingga tidak ada lagi yang tersisa., termasuk rumah dan semua isinya yang disita perusahaannya sendiri yang telah diambil alih. Ramses, petugas muda kepolisian yang gagah dan berwibawa menduga kuat bahwa Pak Sunarya pelakunya karena para korban adalah anak para mantan pegawai yang mengkhianatinya.  Erin menulis untuk dibaca oleh ayahnya sendiri yang menyamar sebagai penjaga kebun hampir bersamaan dengan masuknya Erin menjadi murid baru. Itu sebabnya, Erin tidak pernah keluar dari dalam kelas. Bangkunya pun tepat berada dipojok kelas yang bersebelahan dengan jendela yang mengarah ke kebun belakang sekolah. Ia punya waktu dan tempat yang tepat untuk berkomunikasi dengan ayahnya melalui tulisan dibuku hariannya. Pak Sunarba yang bebas keluar masuk keluar kelas dengan mudah membaca buku harian Erin yang sengaja ditinggalkan di laci meja. Lalu Pak Sunarba resmi ditahan atas kasus pembunuhan berantai. Dan arwah Erin pun sudah tenang dialam sana.
4.    Keunggulan Buku
1.      Novel ini menggunakan bahasa komunikatif yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
2.      Novel ini mengandung amanat bahwa kita hidup tidak boleh menjadi pendendam.
3.      Dalam buku ini, terdapat biografi dari penulisnya. Sehingga pembaca bisa mengetahui tentang kehidupan biografi penulis buku
4.      Bisa membuat para pembaca ikut tegang dalam cerita, terutama saat kejadian-kejadian horror sedang terjadi

5.    Kelemahan Buku
1.      Ceritanya sangat membuat pembaca harus berimajinasi terutama pada saat hantu Erin datang dan mulai menuliskan kalimat ancaman berupa cairan darah dibuku, meja, dinding, dan kaca. Karena jika di fikir dengan akal sehat, tidak ada hantu bisa meneror manusia dengan menulis kalimat ancaman.
2.      Dalam buku ini masih terdapat penulisan yang salah pada kata atau kalimat.
3.      Konflik yang terjadi terlalu rumit. Pembunuhan berantai belum terselesaikan, tetapi sudah muncul pembunuhan selanjutnya. Sehingga membuat pembaca harus lebih memahami isi cerita.

6.    Unsur-Unsur Intrinsik
1.      Tema
Buku ini menceritakan Pembunuhan berantai yang meneror SMA Mulitatuli.

2.      Tokoh
·         Erin                 : Pendiam, introfert, tidak mudah bergaul, pendendam, pintar
·         Rossi               : Ceria, mudah bergaul, ambisius, pemberani, jujur, pemaaf
·         Feryan             : Pintar, cool, baik hati, penyayang, dan tidak sombong.
·         Ardian             : Jahat, jahil atau usil, pembully, playboy, sombong
·         Meira               : Jahat, sombong, jutek, pendendam, cerewet
·         Reni                 : Penakut, terkadang jahat, terkadang baik, cerewet, pemaaf
·         Bu Tami          : Bijaksana, berwibawa, baik, peduli, dan penyayang
·         Pak Sunarba    : Pendendam, pembunuh.
·         Ayah Rossi                  : Baik, pekerja keras, penyayang, berwibawa, dan bijaksana
·         Ramses (Polisi)            : Berwibawa, bijaksana, pemberani, adil dan jujur

3.      Latar
1.      Latar tempat : Sekolah, Desa Wanasari, rumah Rossi, rumah Erin, taman, kantin sekolah, laboratorium, jalan raya.
2.      Latar waktu    : Pagi, siang, sore, malam.
3.      Latar suasana : Saat sedang menceritakan arwah Erin bergentayangan, suasana sangat tegang. Tapi pada saat Erin dan teman-teman tewas dan menjadi korban pembunuhan suasana berubah menjadi sedih.

4.    Sudut Pandang

Sudut pandang dalam novel tersebut adalah sudut pandang ke tiga serba tahu

5.    Alur
Novel ini menggunakan alur maju. Terutama pada saat pembunuhan berantai, hari demi hari banyak kejadian-kejadian yang mengerikan.

6.    Amanat
Amanat dalam cerita ini adalah, kita hidup jangan menjadi seorang yang pendendam dan harus saling memaafkan dan mengikhlaskan apa yang terjadi. Karena dengan rasa dendam, akan menjadi seorang pribadi yang buruk dan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.







 
Baca Selengkapnya »»